ARAB SAUDI MELANGKAH KE MASA DEPAN: TAKSI UDARA OTONOM SEGERA MENGUDARA

Dalam langkah bersejarah yang mempercepat peta mobilitas global, Arab Saudi bersiap untuk mengoperasikan kendaraan udara otonom (Autonomous Aerial Vehicles/AAV) secara penuh. Kolaborasi strategis antara perusahaan lokal Front End, Cluster 2 Airports, dan perusahaan teknologi asal Tiongkok, EHang, menandai babak baru dimana Kerajaan tidak hanya melakukan uji coba, tetapi benar-benar mengintegrasikan solusi transportasi udara masa depan ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ini, Saudi diproyeksikan menjadi negara pertama di kawasan Timur Tengah yang memiliki ekosistem mobilitas udara otonom yang terintegrasi penuh, baik untuk mengangkut penumpang maupun logistik.
Lebih dari Sekadar Teknologi, Ini Visi Ekonomi Baru
Inisiatif ini bukan semata-mata menunjukkan kemajuan teknologi. Menurut laporan, Riyadh memiliki ambisi yang lebih besar: menjadi hub regional untuk ekosistem mobilitas otonom. Langkah ini dirancang untuk menarik investasi besar-besaran, sekaligus memperkuat sektor logistik dan teknologi dalam negeri.
Potensi ekonominya sangat menjanjikan. Secara global, ekonomi rendah ketinggian (low-altitude economy), yang mencakup mobilitas udara perkotaan, diprediksi memiliki nilai pasar hingga AS$ 150–200 miliar pada tahun 2030. Dari angka fantastis ini, layanan penumpang dan logistik diperkirakan menyumbang AS$ 25–30 miliar. Tidak heran jika
proyek ambisius ini langsung dikaitkan dengan Saudi Vision 2030, program transformasi nasional yang bertumpu pada inovasi, keberlanjutan, dan diversifikasi ekonomi.
Dari Uji Coba Menuju Kenyataan di Langit Arab Saudi
Jalan menuju operasional penuh telah dirintis. Pada Juni 2024, Front End dan EHang telah sukses mendemonstrasikan penerbangan taksi udara tanpa awak di kota suci Mekkah. Keberhasilan uji coba itu membuktikan bahwa teknologi AAV dan sistem Urban Traffic Management (UTM) yang akan mengatur lalu lintas armada udara ini, layak diterapkan di Saudi.
Kini, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terbaru menjadi penanda transisi resmi dari fase eksperimen menuju fase operasional komersial. Apa yang dulu hanya ada dalam film fiksi ilmiah, kini siap menjadi pemandangan umum di langit Riyadh dan kota-kota besar lainnya.
Dukungan dari Pemerintah dan Pelaku Industri
Majid Alghaslan, Chairman & CEO Front End, menegaskan pentingnya momen bersejarah ini. “Kami bangga memimpin Arab Saudi memasuki era mobilitas udara otonom. Kemitraan ini memungkinkan kami untuk mensertifikasi dan menyebarkan AAV di seluruh Kerajaan, didukung oleh sistem Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Hal ini membuka nilai ekonomi dan menempatkan Arab Saudi di garda terdepan teknologi mobilitas global,” ujarnya.
Helikopter Listrik dengan Segala Kemampuannya
Sementara itu, dalam perkembangan terpisah yang semakin mengukuhkan posisi Saudi sebagai pasar primer, perusahaan FlyNow Arabia juga bersiap meluncurkan helikopter listrik pertamanya (E-Copter) di Kerajaan. Menurut CEO FlyNow Arabia, Yvonne Winter, harga kendaraan ini akan dimulai dari sekitar 350 ribu euro atau setara 1,5 juta riyal.
Winter menjelaskan rencana operasional perusahaan: dalam dua tahun ke depan, mereka akan fokus pada pengangkutan barang. Sementara itu, layanan taksi udara untuk penumpang ditargetkan akan dimulai pada tahun 2030. Ia memperkirakan masyarakat akan melihat ribuan helikopter listrik beterbangan di langit Riyadh, Jeddah, Al-Ula, dan Asir, layaknya taksi darat.
Helikopter listrik ini dianggap sebagai terobosan besar karena sepenuhnya berbasis listrik dengan nol emisi karbon dan tingkat kebisingan yang sangat rendah, hanya sekitar 55 desibel pada ketinggian 150 meter—setara dengan suara mesin pencuci piring.
Kendaraan ini hadir dalam berbagai varian aplikasi:
- Model dua kursi, untuk transportasi penumpang.
- Versi pemadam kebakaran, dilengkapi tangki air dan penyemprot.
- Pesawat angkut barang, dengan kapasitas hingga 200 kg.d
- Versi medis dan evakuasi (MediVac), dengan ranjang pasien.
Winter menekankan bahwa Arab Saudi akan menjadi pasar pertama untuk teknologi ini. FlyNow Arabia telah mendirikan kantor pusat di Kerajaan dan sedang membangun pabrik perakitan dengan dukungan investasi lokal. Sebagai produsen (OEM), peran mereka adalah memproduksi pesawat, sementara operasional dan pembangunan infrastruktur akan diserahkan kepada mitra-mitra lokal.
Menyambut Masa Depan dengan Integrasi Ruang Udara
Salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkan mimpi ini adalah pengelolaan ruang udara. Saat ini, drone beroperasi dibawah sistem UTM (Unmanned Traffic Management), sementara pesawat berawak seperti helikopter konvensional diatur oleh sistem ATC (Air Traffic Control). Winter menyoroti perlunya perubahan paradigma. “Yang dibutuhkan adalah perubahan besar dalam konsep, yakni mengintegrasikan kedua sistem tersebut agar memungkinkan pemanfaatan ruang udara secara luas dan aman,” ujarnya.
Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan pelaku industri, langit Arab Saudi tidak lagi menjadi batas, melainkan jalur baru menuju masa depan transportasi yang lebih efisien, hijau, dan visioner.