Berita / Ihram: Gerbang Suci Menuju Panggilan Ilahi
13 Nov 2025

Ihram: Gerbang Suci Menuju Panggilan Ilahi

Image Ihram: Gerbang Suci Menuju Panggilan Ilahi News

Ihram: Gerbang Suci Menuju Panggilan Ilahi

Ibadah haji dan umrah merupakan perjalanan spiritual yang dinanti setiap Muslim. Di gerbang mulia perjalanan ini, terdapat sebuah rukun yang menjadi penanda dimulainya ibadah suci tersebut: Ihram. Memahami dan melaksanakan tata cara ihram dengan sempurna bukan sekadar memenuhi syarat formalitas, melainkan fondasi untuk menapaki setiap rangkaian ibadah dengan penuh kekhusyukan dan kesesuaian dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Makna Ihram: Lebih dari Sekadar Pakaian

Secara etimologis, kata "Ihram" berakar dari kata "haram" yang bermakna suci atau terlarang. Dalam konteks haji dan umrah, Ihram menandai dimulainya keadaan suci di mana seorang jamaah memasuki fase di mana hal-hal tertentu menjadi terlarang baginya.

Signifikansi Ihram amatlah dalam. Saat mengenakannya, seorang hamba secara simbolis melepaskan belenggu keduniawian dan fokus sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Keadaan ini mengingatkan akan keterbatasan manusia di hadapan Kebesaran Ilahi, memupuk rasa tawadhu' (kerendahan hati), dan menyadarkan bahwa di tanah suci, semua manusia berdiri setara tanpa sekat kedudukan dunia.

Tata Cara Ihram: Meneladani Sunnah Nabi

Agar ibadah kita bernilai di sisi-Nya, berikut adalah tata cara ihram yang disarikan dari sunnah Rasulullah SAW:

Membaca Niat dengan Penuh Kesadaran

Niat ihram adalah esensi dari seluruh perjalanan ibadah. Ia adalah tekad bulat yang menggetarkan hati, bukan sekadar pengiring pemakaian kain ihram. Meski demikian, sebagai penanda resmi dimulainya ibadah, lafalkan niat berikut dengan penuh penghayatan saat akan mengenakan pakaian ihram:

نَوَيْتُ الْحَجَّ والعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهاَ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitul hajja wal ‘umrata wa ahramtu bihima lillahi ta’ala."

Artinya: "Aku berniat melaksanakan haji dan umrah, dan aku berihram karena Allah Ta'ala."

Mandi Sunnah sebagai Simbol Pensucian Diri

Sebelum memasuki keadaan suci, dianjurkan untuk mandi sunnah ihram. Ritual ini menekankan pentingnya kebersihan lahir dan batin. Baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan suci maupun haid, dianjurkan melakukannya, memulai peribadatan dalam keadaan yang suci dan bersih.

Menggunakan Wewangian Sebelum Berihram

Dalam kemuliaan ihram, Rasulullah SAW menganjurkan untuk menggunakan wewangian sebelum niat, sebagai bentuk kesempurnaan dan menjaga kebersihan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA: "Aku memakaikan wangi-wangian kepada Nabi untuk ihramnya sebelum berihram, dan halalnya sebelum thawaf di Ka’bah." (HR Bukhari).

Memakai Pakaian Ihram yang Sarat Makna

Pakaian ihram, dengan kesederhanaannya, adalah simbol kesetaraan dan kesucian. Warna putih yang dikenakan melambangkan kain kafan, mengingatkan akan kefanaan diri. Bagi laki-laki, disunnahkan mengenakan dua helai kain tanpa jahitan. Rasulullah SAW bersabda: "Hendaklah salah seorang diantara kalian berihram dengan menggunakan sarung dan selendang serta sepasang sandal." (HR Ahmad).

Melaksanakan Sholat Sebelum Ihram

Sebelum berniat ihram, disunnahkan untuk menunaikan sholat fardhu terlebih dahulu. Jika tidak bersamaan dengan waktu sholat fardhu, sholat sunnah dua rakaat dapat dilakukan. Amalan ini menjadi persiapan batin sebelum melangkah lebih jauh.

Mengumandangkan Talbiyah dengan Lantang

Talbiyah adalah seruan respon atas panggilan Ilahi. Lafaznya yang penuh makna wajib dibaca secara individual, bukan berjamaah, sejak miqat hingga memasuki Masjidil Haram. Berikut bacaannya:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ

"Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulk, laa syariika laka."

Artinya: "Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu."

Larangan dalam Ihram: Ujian Kesabaran dan Ketaatan

Untuk menjaga kesempurnaan ihram, terdapat sejumlah larangan yang harus dijauhi. Bagi jamaah laki-laki, di antaranya adalah dilarang mengenakan pakaian berjahit, sepatu tertutup, dan menutup kepala. Jamaah perempuan dilarang menggunakan sarung tangan dan menutup wajah.

Secara umum, baik laki-laki maupun perempuan dilarang untuk menggunakan wewangian (setelah niat), memotong kuku atau rambut, berburu hewan darat, serta melakukan hubungan suami-istri dan segala pendahuluannya. Larangan-larangan ini bertujuan untuk mempertajam konsentrasi ibadah, melatih kesabaran, dan menumbuhkan rasa kesederhanaan di tanah suci.

Dengan memaknai setiap langkah dalam ihram, seorang hamba tidak hanya sekadar memulai sebuah ritual, tetapi juga membuka hati untuk meresapi setiap detik perjalanan spiritual menuju Rabb-nya. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk menjalankannya dengan sempurna.

 

Whatsapp Chat Admin