UWAIS AL-QARNI: TELADAN KESALEHAN DAN BERBAKTI KEPADA IBU
Uwais al-Qarni (lahir 594 M – wafat 657 M) adalah seorang tabi'in yang hidup pada masa Nabi Muhammad ﷺ namun tidak pernah bertemu langsung dengan beliau. Ia berasal dari Qarn, Bareq, wilayah Asir di Arab Saudi, dekat perbatasan Yaman. Meskipun hidup pada era yang sama, Uwais memilih untuk tetap tinggal bersama ibunya yang lumpuh, menunjukkan kesalehan dan bakti yang luar biasa. Keputusannya ini membuatnya tidak dapat bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ secara langsung, meskipun ia sangat merindukan kesempatan tersebut.
Kesalehan Uwais al-Qarni sangat dihormati dalam sejarah Islam. Nabi Muhammad ﷺ memberikan gelar "Khayr al-Tabi'in" (Tabi'in terbaik) kepada Uwais dalam beberapa hadis yang diriwayatkan oleh Shahih Muslim dan Kitab al-Wafi bi'l-Wafayat dari Safadi. Kerendahan hatinya dan ketulusannya dalam berbakti kepada ibu membuatnya dikenal sebagai sosok yang tidak mencari ketenaran duniawi, namun diakui oleh Allah dan malaikat-Nya. Seorang penyair Arab bahkan menggambarkannya sebagai "Majhul an fi al Ardh, Ma'rufin fi as-Samaa," yang berarti "tidak dikenal di bumi, tetapi terkenal di langit."
Uwais al-Qarni juga dikenal karena kesalehannya yang mendalam. Ia memiliki kebiasaan berdoa dan beribadah dengan penuh khusyuk, serta selalu berusaha
menjaga hubungan baik dengan sesama. Meskipun tidak memiliki banyak catatan sejarah tertulis, kisah hidupnya tetap menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga saat ini.
Dalam perjalanan sejarah Islam, Uwais al-Qarni menjadi simbol dari kesalehan yang tulus dan pengorbanan demi orang tua. Ia mengajarkan umat Islam tentang pentingnya berbakti kepada orang tua, terutama ibu, sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada Allah. Kisah hidupnya menjadi teladan bagi generasi-generasi berikutnya dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai keimanan dan kebaikan.
Meskipun tidak dikenal luas di dunia, Uwais al-Qarni dikenal sangat dihormati di langit. Kisah hidupnya mengajarkan kita bahwa kesalehan sejati tidak selalu terlihat oleh mata manusia, namun diakui oleh Allah dan malaikat-Nya. Ia menjadi contoh nyata bahwa berbakti kepada orang tua dan menjaga kesalehan dalam kehidupan sehari-hari adalah jalan menuju keridhaan Allah.
https://id.wikipedia.org/wiki/Uwais_al-Qarni
