KISAH FUDHAIL BIN IYADH: DARI PERAMPOK MENJADI SUFI BESAR
Fudhail bin Iyadh pada masa mudanya dikenal sebagai perampok yang ditakuti di wilayah Khurasan. Ia sering menghadang para musafir dan merampas harta mereka, menjadikan namanya ditakuti banyak orang. Namun kehidupan gelap itu berubah ketika pada suatu malam ia mendengar lantunan ayat Al-Qur’an dari Surah Al-Hadid ayat 16 yang menegur keras hatinya. Ayat tersebut seakan berbicara langsung kepadanya dan membuatnya berhenti sejenak dari niat jahatnya.
Malam itu menjadi titik balik dalam hidup Fudhail. Ia tersentak oleh peringatan Allah dan merasakan penyesalan yang begitu dalam atas perbuatan yang selama ini ia lakukan. Kesadaran bahwa dirinya telah menakuti dan menyusahkan banyak orang membuat hatinya luluh. Ia memutuskan untuk meninggalkan dunia kelam dan memulai perjalanan baru yang penuh ketaatan.
Setelah bertaubat, Fudhail memilih mendalami ilmu agama. Ia berguru kepada banyak ulama besar seperti Manshur bin Mu’tamir, Al A’masy, Atha’ bin As Saaib dan Shafwan bin Salim. Ia kemudian menetap di Makkah dan menjalani kehidupan sederhana. Untuk menyambung hidup, ia bekerja dengan menjual air dan menolak pemberian para pejabat demi menjaga kehalalan rezekinya.
Seiring waktu, kesungguhan dan ketakwaannya menjadikan Fudhail bin Iyadh dikenal sebagai salah satu sufi besar. Ia dihormati karena kewaraannya, keteguhan dalam meninggalkan yang haram dan sikapnya yang sangat berhati-hati dalam urusan agama. Perubahannya dari seorang perampok menjadi ulama menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah bagi siapa pun yang ingin kembali.
Kisah Fudhail bin Iyadh menjadi pelajaran bahwa hidayah bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja. Tidak ada manusia yang tertutup dari ampunan selama ia mau kembali dan memperbaiki diri. Perjalanannya mengingatkan bahwa perubahan besar dapat terjadi ketika hati tersentuh oleh kebenaran dan seseorang sungguh-sungguh ingin berjalan di atas jalan yang diridhai Allah.
Sumber : https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-8052089/kisah-fudhail-bin-iyadh-dari-perampok-jadi-sufi-besar