Berita / ULAMA DARI ACEH YANG MENJAGA REPUBLIK SAAT HAMPIR RUNTUH
06 Aug 2025

ULAMA DARI ACEH YANG MENJAGA REPUBLIK SAAT HAMPIR RUNTUH

Image ULAMA DARI ACEH YANG MENJAGA REPUBLIK SAAT HAMPIR RUNTUH News









Kemerdekaan Indonesia tidak hanya diperjuangkan oleh para pemimpin di garis depan, tetapi juga oleh mereka yang bekerja dalam senyap, di balik layar sejarah. Salah satu tokoh penting yang jarang disebut namun punya peran vital adalah Teuku Muhammad Hasan, seorang ulama dan cendekiawan asal Aceh. Di saat Republik Indonesia berada di ambang kehancuran, dialah salah satu sosok yang menjaga nyala kemerdekaan tetap hidup.
Setelah proklamasi kemerdekaan tahun 1945, Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Gubernur Sumatra. Namun peran terbesarnya muncul ketika terjadi Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948. Saat itu, Belanda menangkap para pemimpin republik termasuk Soekarno dan Hatta. Indonesia nyaris kehilangan arah. Tapi dari Sumatra, Hasan bergerak cepat: ikut mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) untuk memastikan dunia tahu bahwa Indonesia masih berdiri.
(Ilustrasi dibuat oleh kecerdasan buatan)

Sebagai bagian dari PDRI, Teuku Muhammad Hasan menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Pendidikan. Ia menjalankan pemerintahan darurat di tengah ancaman militer, tanpa sorotan, tanpa pangkat jenderal. Ia berjuang lewat strategi, keteguhan, dan visi untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamasikan. Ia bukan pejuang bersenjata, tapi ia adalah penjaga keberlangsungan negara.

Sebagai bagian dari PDRI, Teuku Muhammad Hasan menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Pendidikan. Ia menjalankan pemerintahan darurat di tengah ancaman militer, tanpa sorotan, tanpa pangkat jenderal. Ia berjuang lewat strategi, keteguhan, dan visi untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamasikan. Ia bukan pejuang bersenjata, tapi ia adalah penjaga keberlangsungan negara.

Meski tidak banyak dikenal, warisan perjuangannya besar. Ia menunjukkan bahwa kemerdekaan bukan hanya soal mengusir penjajah, tetapi juga soal menjaga kedaulatan dengan akal dan keberanian. Pada tahun 2006, negara akhirnya mengakui jasanya dengan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional. Tapi lebih dari gelar, kisahnya layak dikenang oleh generasi muda sebagai simbol keteguhan dalam sunyi.

Saat kita merayakan kemerdekaan, mari luangkan waktu untuk mengenang mereka yang tak selalu ada di buku pelajaran, tapi perannya sangat menentukan. Teuku Muhammad Hasan adalah salah satu di antaranya—ulama dari Aceh yang menjaga republik saat hampir runtuh.


  

Whatsapp Chat Admin